Header

Menu

Pages Explain

Selasa, 29 Desember 2009

Bagaimana Cara Membuat Es batu transparan?

Es yang dibuat dalam freezer rumahan mau tidak mau berkabut karena udara terlarut yang terkandung dalam air ledeng (sekitar 0,003 persen berat). Sewaktu air dalam nampan es mengalami penurunan temperatur sampai di bawah titik beku, kristal-kristal terbentuk di sekitar pinggirannya. Ini es murni dan hampir tidak mengandung udara karena kelarutan udara dalam es sangat rendah dan air yang masih dapat menahan udara dalam wujud terlarut.

Begitu konsentrasi udara dalam cairan mencapai 0,0038 persen berat dan temperatur turun sampai -0,024 UC, cairan tidak dapat menampung udara lg lagi dan sebuah reaksi dimulai. Sewaktu air membeku udara dipaksa keluardari larutan. Wujud udara yang alami pada temperatur dan tekanan seperti ini adalah gas, maka udara membentuk gelembung gelembung dalam es.

Mesin-mesin pembuat es komersial menghasilkan es yang jernih dan menarik dengan cara mengalirkan air secara terus menerus ke komponen yang disebut freezing metal finger, atau ke freezing metal tray. Ini membuat air membeku sedikit demi sedikit sedangkan selebihnya langsung disingkirkan sebelum kandungan udaranya terlalu tinggi. Ketika es sudah cukup tebal metal finger atau metal tray dihangatkan untuk melepaskan es yang sebening kristal dan cukup bagus untuk difilmkan.
sayang sekali, tanpa mesin pembuat es (ice machine) penanya agaknya harus puas dengan kubus es yang berkabut.

Andrew smith.

Kamis, 24 Desember 2009

Masih Adakah Dedikasi Disaat Kantor Sepi?

Masih ingat pepatah ’Kucing pergi, tikus menari’ ? Jaman sekarang tubuh tikus hampir seukuran kucing, sehingga kucing tidak lagi berselera mengganggu tikus. Tapi, pepatah itu masih relevan hingga kini. Terlebih lagi, jika dikaitkan dengan prinsip kepemimpinan atau leadership, dan kinerja atau performance. Dalam konteks ini, kita bisa menguji kedua hal diatas ketika Umat Islam merayakan Iedul Fitri, atau saat Umat Kristiani merayakan Natal. Tahukah anda mengapa demikian? Karena, itu adalah saat-saat dimana para atasan dan kolega pergi liburan. Walhasil, suasana kantor menjadi sunyi senyap. Lantas, apakah disaat senyap seperti itu kinerja anda naik dan menjadi lebih baik, atau malah turun menukik?

Seorang karyawan terlihat sibuk didepan komputernya dengan tampang yang serius. Mungkinkah dia termasuk karyawan yang sungguh-sungguh dalam bekerja? Kelihatannya sih demikian. Namun, ketika karyawan itu menyadari bahwa atasannya berdiri tepat dibelakangnya, dan melihat seluruh tampilan dilayar komputernya; mendadak wajah karyawan itu berubah menjadi pucat pasi. Pada kesempatan lain, seorang karyawan buru-buru menutup layar monitor laptopnya ketika boss besar memasuki ruang rapat. Kita tentu mafhum; mengapa seseorang tidak ingin atasannya mengetahui apa yang sedang dilakukannya.

Kedua peristiwa yang saya ceritakan diatas bukan kisah rekaan semata. Dan itu sudah cukup menggambarkan betapa banyak orang yang tidak sungguh-sungguh bekerja pada saat seharusnya mereka bekerja. Jika saat para atasan berada dikantor saja banyak karyawan yang tidak sungguh-sungguh bekerja, maka bisa dibayangkan betapa banyak karyawan yang menyia-nyiakan amanah seperti itu disaat musim libur panjang tiba?

Padahal, salah satu ciri karyawan yang baik adalah; bekerja dengan sungguh-sungguh meski tidak seorangpun mengawasinya. Oleh karena itu, kita bisa mengukur apakah kita ini karyawan yang baik atau bukan justru pada saat atasan kita tidak berada di tempat. Dengan kata lain, musim libur panjang seperti Iedul Fitri dan Natal adalah saat yang tepat untuk membuktikan kualitas diri kita sebagai seorang profesional.

Sewaktu saya masih kecil, guru saya menceritakan kisah tentang seorang anak yang tengah menggembalakan kambing yang jumlahnya banyak sekali. Suatu hari seorang lelaki tak dikenal menghampirinya, dan berkata; ”Nak, jual satu ekor kambingmu itu kepadaku.” Sambil dikeluarkannya uang dari dalam saku.

”Maaf Tuan, kambing-kambing ini bukan milik saya. Jadi tidak akan saya jual.” sahut anak itu.
”Sudahlah, Nak. Jumlah kambing itu sangat banyak. Majikanmu tidak akan tahu kalau berkurang satu.” Orang itu meyakinkan.
”Benar Tuan. Majikanku tidak akan tahu kalau beberapa ekor kambing yang kugembalakan ini hilang.” Sahutnya. ”Tetapi Tuan,” lanjutnya. ”Tuhanku Yang Maha Melihat senantiasa memperhatikan semua yang aku lakukan ketika menggembalakan kambing-kambing ini.”

Lelaki pendatang itu tertegun sesaat. Lalu memeluknya erat. Dan berkata;”Kamu benar anakku. Tidak ada satu tempatpun dimuka bumi ini yang tidak terlihat oleh Tuhan.”

Hari ini, kita mendapatkan anugerah yang tak ternilai dalam bentuk pekerjaan yang dipercayakan oleh perusahaan. Dan hari ini, kita mendapatkan pengingat dari gembala kecil itu. Karena, bekerja bukan semata-mata untuk menyenangkan majikan. Bekerja adalah sarana pengabdian kepada Tuhan. Sebab, Tuhan telah menganugerahkan begitu banyak potensi melalui kesempurnaan penciptaan diri kita. Sehingga, menyia-nyiakan amanah dari perusahaan, pada hakekatnya menyia-nyiakan anugerah Tuhan.

Malu kita seandainya diusia yang sudah dewasa seperti ini masih berprinsip untuk bekerja dengan baik hanya jika ada atasan. Bukan malu karena takut ketahuan atasan. Tapi malu bahwa kita selalu diperhatikan oleh Tuhan. Padahal, Tuhan menyediakan pahala untuk setiap perbuatan baik yang kita lakukan. Artinya, jika kita bekerja dengan baik, maka bukan hanya gaji dari perusahaan yang kita dapatkan. Melainkan sesuatu yang nilainya lebih tinggi dari itu. Mengapa? Karena, setinggi apapun gaji yang anda terima; belum tentu sepadan dengan pengorbanan yang anda berikan. Sedangkan imbalan dari Tuhan? Tidak pernah lebih sedikit dari usaha yang kita upayakan. Bahkan, karena Tuhan itu Maha Pemurah; maka Dia menyediakan pahala yang berlipat-lipat. Bagi hamba-hambanya yang bekerja dengan tulus ikhlas. Yaitu, orang-orang yang bekerja bukan karena pengawasan orang lain. Melainkan mereka yang mempersembahkan setiap pekerjaan yang dilakukannya sebagai wujud pengabdian
kepada Tuhan.

Agung Satoto

Sabtu, 19 Desember 2009

Game Pencegah Pikun

November 4, 2007
Posted by StopDreamingStartAction in Game, Ide - ide Cemerlang, Paling Hot di jagad maya.
trackback


Bermain video games bukan hanya milik anak-anak, para lansia pun sah-sah saja jika ingin bermain salah satu kemajuan teknologi ini. Apalagi jika dengan bermain game tidak hanya kesenangan yang didapat, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan.

Salah satunya adalah melalui permainan Brain Age. Pasalnya, dengan bermain game ini para kakek dan nenek tidak hanya dapat menikmati asyiknya permainan, namun secara tidak langsung juga mengolahragakan otak. Tentu saja hal ini berdampak sangat bagus bagi kesehatan otak, karena diklaim mampu memperkecil kemungkinan pikun pada lansia.

Awal mula berkembangnya program ini adalah ketika Nintendo sukses menjual lebih dari 8,6 juta kopi game Brain Age, termasuk di antaranya 1,4 juta di Amerika Serikat (AS).

Namun, kala itu Nintendo tidak mengklaim bahwa games ini baik bagi kesehatan otak. Justru hal ini dipertegas oleh seorang neuroscientist (ahli syaraf) Jepang, Ryuta Kawashima. Ia menyatakan bahwa latihan matematika, membaca dan musik dalam game merupakan bentuk latihan yang dapat memacu kemampuan otak.

Metode pelatihan yang disuarakan Kawashima tersebut ternyata sama dengan cara permainan yang ada di game Brain Age.

“Games membantu seseorang untuk fokus dan meningkatkan kemampuan memori otak,” ujar Lynn Lipton, nenek usia 67 tahun dari Poughkeepsie, New York yang telah mencoba game latihan otak ini.

Carle, asisten profesor di Universitas George Mason, sekaligus juru bicara Nintendo mengungkapkan bahwa ia yakin Brain Age berguna bagi lansia. Sebab menurutnya, game ini mampu melatih otak tetap aktif sehingga terhindar dari kepikunan.

“Bisa dikatakan bahwa ini hanyalah game, tapi dengan game ini orang dapat mempertajam kemampuan memori mereka, bahkan para lansia mampu mengendarai mobil sendiri, tentu ini merupakan suatu perubahan yang menyenangkan dalam hidup mereka,” umbarnya.

Sementara Michael Scanlon, seorang ahli dari Universitas Stanford menambahkan bahwa game ini juga dapat mempertajam kemampuan mental, serta mencegah penyakit Alzheimer yang merupakan salah satu bentuk kepikunan akibat degenerasi otak.

Sabtu, 05 Desember 2009

Temukan yang Anda Cintai

Bila anda tak mencintai pekerjaan Anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja disana.

Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan pekerjaan pun menjadi menggembirakan.

Bila anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja Anda, maka cintailah suasana dan gedung kantor Anda.

Ini mendorong Anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi.

Bila toh Anda juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ketempat kerja Anda.

Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga.

Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di sana , maka cintai a apa pun yang bisa Anda cintai dari kerja Anda, tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau gumpalan awan dari balik jendela.

Apa saja.

Bila Anda tak menemukan yang bisa Anda cintai dari pekerjaan Anda, maka mengapa Anda ada di situ ?

Tak ada alasan bagi Anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang Anda cintai, lalu bekerjalah disana.

Hidup hanya sekali, Tak ada yang lebih indah selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus.